Search This Blog

Pages

Day 1 - Liburan di Jogja : Merapi Lava Tour


Merapi dari dekat

Bangunan museum gunung merapi
Liburan kali ini sudah saya rencanakan sejak November tahun lalu, mulai dari hunting ticket promo serta memanfaatkan poin Agoda untuk booking hotel, jadi uang saku bisa dimaksimalkan untuk membayar jasa travel ke lokasi tujuan wisata nantinya. 

Perjalanan dimulai tanggal 16 Maret 2015, menggunakan penerbangan pertama dari Bali ke Jogja, berangkat dari Bali jam 6.50 dan sampai di Jogja jam 7.10 pagi, langsung dijemput oleh Bapak Maryono, driver yang dikirimkan oleh jasa tour yang kami pakai. Dari Bandara Adisucipto perjalanan  dilanjutkan menuju ke gunung merapi. Kami sengaja tidak ke hotel dulu karena masih terlalu pagi untuk check in jadi supaya tidak buang-buang waktu langsung saja meluncur ke area Gunung merapi. Bapak Maryono menyarankan ke Merapi lebih dulu supaya kemungkinan langit masih cerah lebih besar, mengingat akhir-akhir ini di Jogja selalu turun hujan yang menyebabkan kabut di lereng merapi dan menghalangi jarak pandang untuk menyaksikan keindahannya. 

Museum Gunung Merapi 
Motor yang tersisa dari erupsi Merapi

Perjalanan dari Bandara menuju Merapi Kaliurang membutuhkan waktu sekitar 1 jam, kami sempatkan mampir ke Museum Gunung Merapi terlebih dahulu. Museum ini terletak di Jln. Boyong, Dusun Banteng, Desa Harjobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Disini kita bisa melihat berbagi informasi mengenai penyebaran dan bentuk gunung berapi di Dunia, Museum Gunung Merapi juga memajang beberapa benda yang luput atau sisa dari Erupsi merapi dari tahun ke tahun. Tempat ini cocok untuk sarana edukasi, karena lebih banyak informasi yang bisa dipelajari. Museum ini libur pada hari Senin dan dibuka untuk umum dari hari Selasa sampai Minggu mulai pukul 08.30 - 15.30 WIB. Harga tiket masuknya tergolong murah, kami hanya dikenakan Rp. 3.500 untuk biaya masuk dan Rp. 5.000 jika ingin menonton film dokumenter Merapi.

panel lapisan batuan Merapi
Merapi Lava Tour

Setelah puas berkeliling di Museum Gunung Merapai, waktunya untuk menikmati keindahan Merapi dari dekat. Untuk naik dan menyusuri lereng Merapi kita harus menggunakan kendaraan Jeep yang disewakan di areal Merapi atau menggunakan motor sejenis motor cross pastinya tidak bisa menggunakan mobil pribadi mengingat jalur yang ditempuh benar-benar bisa menguji adrenaline kami. Pak Maryono membawa kami ke salah satu pos Jeep yang bisa di gunakan, namanya TLCM (Toyota Land Cruiser Merapi). Di pos ini berderet sejumlah Jeep yang siap mengantarkan kita mendekati Merapi. TLCM menawarkan beberapa paket yang bisa dipilih, kalau saya tidak salah ingat ada 3 paket yang ditawarkan sebagi berikut :

1. Paket I ( Short )
 
Dari basecamp TLCM - Sungai Opak - Desa Petung - Museum Sisa Harta - Kaliadem - Bekas Bunker - Batu Alien - kembali ke basecamp TLCM . Waktu tempuh 1 sampai 2 jam dengan Harga Rp. 350.000 per armada.
2. Paket II ( Medium )
Dari basecamp TLCM  - Sungai Opak - Desa Petung - Museum Sisa Harta - Kaliadem - Bekas Bunker - Batu Alien - makam mbah Maridjan -  kembali ke basecamp TLCM. Waktu tempuh 2 sampai 3 jam dengan Harga Rp. 425.000

3. Paket III ( Long )
Dari basecamp TLCM  - Sungai Opak - Desa Petung - Museum Sisa Harta - Kaliadem - Bekas Bunker - Batu Alien - makam mbah Maridjan -  Stiper Bukit Glagah Sari ( ada gardu pandang berjarak hanya 3.5 km dr puncak merapi) - kembali ke basecamp TLCM. Waktu tempuh 3 sampai 4 jam dengan Harga Rp. 550.000

Toyota land cruiser yang membawa kami menyusuri Merapi
Kami kemarin hanya memilih paket pendek yang pertama, karena takut waktu tidak terkejar untuk ke tujuan berikutnya. Kami sangat menikmati tour ini, rasanya benar-benar setara dengan harga yang dibayarkan, ada kepuasan tersendiri melewati jalanan berbatu yang masih terjal dan bergelombang, mendengar cerita tentang bagaimana Merapi melepaskan lahar dan awan panasnya. Ada rasa takjub dan homat pada Gunung ini, seperti ada sesuatu yang membuatnya nampak benar-benar gagah  dan 
mempesona. Setelah menyusuri sungai Opak kami sampai ke Museum Sisa Hartaku.
bagian dalam museum Sisa Hartaku - Merapi Tak Pernah Ingkar Janji
Museum ini sejatinya adalah bekas rumah penduduk yang menjadi korban erupsi Merapi. Disini dipajang benda-benda yang menujukkan pada kita seberapa besar kekuatan erupsi merapi kala itu, menurut cerita yang dituturkan pada kami, panas dari si wedus gembel atau awan panas ini mencapai 900 derajat celcius, wajar saja jika semua yang dilewati lenyap dalam sekejap. Yang menarik mata saya di Museum ini adalah tulisan-tulisan yang tertera di dinding rumah. Salah satunya berbunyi "Merapi tak pernah ingkar janji" , entah apa yang ada dibalik tulisan ini tapi rasanya ada hal yang lain saat membaca tulisan ini. Selain tulisan-tulisan berupa pesan tentang bagaimana kita harus merenungi hidup dan kepercayaan akan adanya kekuatan besar yang melebihi segala kemampuan manusia di museum ini juga terdapat jam Merapi yang menjadi spesial karena jam ini menunjukkan kapan tepatnya Merapi melepaskan awan panasnya. Jam ini berhenti berfungsi ketika Awan panas menelan seluruh desa, membakar pepohonan, melelehkan kaca, peralatan elektronik, peralatan makan dan baju-baju penduduk bahkan ternak pun tak luput dari panasnya.
Jam erupsi merapi
Sisa-sisa cangkir
Sisa perabotan rumah tangga
Kekuatan awan panas merapi mampu melelehkan gelas
Sisa sendok dan garpu serta peralatan makan lainnya
Bagian depan museum sisa hartaku
pesan merapi
pesan merapi
Puas dengan cerita dan isi museum ini, kami melanjutkan perjalanan menuju kaliadem dan batu alien. Dari sini kita bisa melihat alur lahar dingin merapi, yang meninggalkan sisa material vulkanik mencapai 20 meter tebalnya diatas permukaan tanah semula. Terbayang kali sebesar itu tidak mampu menahan aliran lahar dingin sampai memakan banyak korban jiwa yang ikut hanyut terbawa arus. Jadi semakin merasa kecil ditengah kebesaran alam dan kuasa Tuhan yang tidak ada batasnya. Dari sini kami juga bisa melihat sebuah batu besar yang merupakan lontaran material vulkanin Merapi. Batu ini dikenal dengan sebutan batu Alien, saya sempat bertanya kepada pemandu kami kenapa dinamai Batu Alien ? Ternyata nama awal batu ini adalah "Batu Alihan" , alihan berarti pindahan jadi maksudnya batu ini merupakan batu hasil perpindahan material dari puncak merapi, tapi karena lafal dan dialek yang berbeda kata "Alihan" malah terdengar seperti kata "Alien" jadi sampai sekarang nama batu Alien ini melekat dikalangan para wisatawan.
Merapi dari kaliadem
Merapi dari kaliadem
Tujuan terakhir tour ini adalah menuju ke Bunker Merapi, pada tahun 2006 ada dua orang relawan yang meninggal di bunker ini. Mereka kala itu membantu evakuasi warga, karena mobil yang digunakan untuk mengangkut warga sudah penuh akhirnya kedua relawan ini memilih berlindung di dalam bunker , mereka pastinya tidak pernah menyangka akan ada awan panas membawa material vulkanis dengan kecepatan 70 km / detik yang suhunya mencapai 900 derajat celcius. Bahkan bunker tua itupun tak sanggup melindungi mereka... tapi sungguh mulia mereka meninggal demi menyelamatkan orang lain. Kami tidak sempat mengambil foto dari bunker ini dan saat ditawari masuk ke bunker kami juga tidak mau, ada perasaan takut, kasihan dan ngeri kalau membayangkan apa yang dialami dua relawan itu, jadi kami memutuskan tidak masuk ke bunker dan hanya menikmati pemandangan kaki gunung Merapi serta kota jogja yang terlihat dari ketinggian, karena cuaca yang sangat cerah , areal candi prambanan pun nampak dari sini. 
Manikmati indahnya Merapi dari dekat

Bunga edelweis yang tumbuh di kaki Merapi
Pemandangan kota Jogjakarta dari ketinggian merapi
Pemandangan kota Jogjakarta dari ketinggian merapi
Rumput liar di kaki merapi
Sudah sangat puas menikmati lereng merapi dengan segala keindahan dan bukti kekuatannya, tour diakhiri dengan kembali ke basecamp TLCM. Saatnya kami membayar biaya tour serta menikmati sebotol minuman dingin yang diberikan secara gratis pada wisatawan yang menggunakan jasa tour ini. Bagi anda yang ingin menikmati keindahan Merapi dari dekat, silahkan mencoba tour ini saya jamin uang yang dibayarkan akan sesuai dengan apa yang bisa dinikmati selama tour berlangsung. 
Dalam perjalanan kembali ke kota Jogja, kami mampir dulu untuk makan, masih didaerah Merapi tapi saya benar-benar lupa dengan nama tempatnya. Tempat makan yang asri, dibagian belakang terdapat saung-saung dengan kolam ikan dibawahnya. Harga yang dikenakan juga tidak begitu mahal, relatif terjangkau untuk wisatawan lokal. 

Post a Comment

Copyright © KURANG LIBUR. Designed by OddThemes